#beasiswa jepang
Explore tagged Tumblr posts
Photo
MEXT can be applied in 2 ways in undergraduate and postgraduate; university recommendation and embassy selection. Here are the 5 steps to apply for an undergraduate or postgraduate embassy MEXT scholarship: 1. Check eligibility: Make sure you meet the eligibility criteria, such as age, educational background, and language proficiency of MEXT. 2. Check the Japan embassy website: Usually, around December to March of every year, the Japanese embassy or consulate will publish the MEXT embassy track application requirements. Check the conditions and manage all the documents. 3. Submit an application: Submit the required application materials, such as a personal statement, academic transcripts, and language proficiency test scores, to the Japanese embassy or consulate in your home country by the deadline. 4. Attend an exam or interview: Successful applicants may be required to attend an exam ir interview. 5. Receive results: The Japanese embassy or consulate will announce the selection process results. This picture was taken last year in Niigata. Niigata is a beautiful place in Japan, filled with heavy snow in winter and a beautiful climate in summer. When you're in Japan, pay a visit to Niigata! #mext #asiakakehashi #scholarship #beasiswajepang #beasiswa #studyabroad #beasiswas #toefl #afseffect #afsjapan #jepang #beasiswaluarnegeri #infobeasiswa #indonesia #exchangestudent #scholarships #japan #ielts #nihongo #aas #kuliahdijepang #wallerwelt #scholarshipopportunities #kuliahdiluarnegeri #monbukagakusho #tp #toeflitptest #kanji (at Niigata-shi, Niigata, Japan) https://www.instagram.com/p/CoFenILyPHR/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#mext#asiakakehashi#scholarship#beasiswajepang#beasiswa#studyabroad#beasiswas#toefl#afseffect#afsjapan#jepang#beasiswaluarnegeri#infobeasiswa#indonesia#exchangestudent#scholarships#japan#ielts#nihongo#aas#kuliahdijepang#wallerwelt#scholarshipopportunities#kuliahdiluarnegeri#monbukagakusho#tp#toeflitptest#kanji
2 notes
·
View notes
Text
Yang Menyenangkan
Dulu mau ambil Sastra Jepang dengan tujuan supaya dapat beasiswa belajar ke Jepang.
Bertahun-tahun tes CPNS dengan tujuan supaya dapat izin belajar beasiswa pendidikan pemerintah.
Setelah bertahun-tahun maju-mundur mau ekstensi dari D3 ke S1, akhirnya lanjut juga dan benar-benar semenyenangkan itu belajar. Ternyata, aku suka belajar :") Ternyata selama ini ada bagian-bagian di hidupku yang kupilih dengan tujuan agar bisa dapat kesempatan belajar. Ternyata dari segala aspek kehidupan yang ada saat ini, kuliah lagi adalah salah satu hal yang membuatku tetap 'hidup' dan bisa aku perjuangkan.
Benar ya, beberapa waktu lalu aku menemukan sebuah tulisan di Threads: "Yang bisa menyelamatkan perempuan hanya pendidikan dan karir".
Mari menyala dan bermanfaat.
- ca
14 notes
·
View notes
Text
Ada masa di kala lagu Say So-nya Doja Cat tapi versi yang dialihbahasakan Raynich ke bahasa Jepang keputer nonstop, on loop, on repeat di playlist-ku. Lagunya cubangeeet, enak dipakai teman ngelap-ngelap, teman ngepel-ngepel, teman nyuci-nyuci. Efek earworm-nya hampir separah, "Oma omaga, oma omaga." Pokoknya, "Yoru asa made, zutto soba ni ite," all the way.
Lalu suatu hari ada mutual di Aiji pasang Question, “lagu jepang apa yang klen suka banget?” Aku tanpa ragu mau ngejawab ini lagu. Yha, walaupun setelah dipikir-pikir, walaupun lagu ini bahasa jepang, tapi sebenernya cover dari lagu bahasa inggris, lalu yang nyanyi orang indonesia. But wtv, aku suka lagu ini and everybody has to know wqwqwqw
Tapi kan, kalau mau re-story, aku perlu gambar background. It just happened that the first proper pic I saw was that pic, hasil foto buku-zoom meeting pas kursus persiapan IELTS. Basically because my gallery is full of my cookings. Masa iya background-nya tumis brokoli? So the instastory went like this.
Eh.
Ternyata.
It blowed up.
Bukan fokus ke lagunya, ternyata malah pada fokus ke background-nya. Aku sih sadar kalau bukan anak populer ya, jadi mau bikin stories, ngetweet atau apapun kalo gaada yang interact juga gapapa. Purely for my own entertainment. Makanya agak kaget karena ada yang ngeh background picnya apa.
Tapi tuh ya..
Tiba-tiba banyak yang nanyain, ngedoain, nyemangatin. Ada yang tiba-tiba share pengalaman dan perspektifnya waktu nyari beasiswa, ada yang ngasih saran negara tujuan master, ada yang tiba-tiba curhat. Ngg, padahal aku belum mau daftar beasiswa sekarang berhubung masa namaste setelah tubel kemarin belum abis.
Look, aku tu, apa ya, super low maintenance (?). Jadi, didoain sebaris aja ngerasanya kayak dikasih buah sekeranjang. Dikasih tips satu aja rasanya kayak dikasih voucher makan siang seminggu. Makanya, at that time, I couldn't help but think, "RANG ORANG KOK PADA BAIK, SIH?"
Di saat itu juga aku sadar bahwa aku punya rezeki berupa lingkungan dan teman-teman yang baik. Ciyee punya temen. Padahal I’m not the best person to be friend with. Tapi, kayak yang pernah kubilang setahun lalu, aku bakal belajar. Sedikit demi sedikit tentunya, jadi mohon bersabar. Dan pelajaran yang aku dapat waktu itu ya bahwa ngedoain out of nowhere itu gapapa. Walaupun bukan ke bestest friend, being sweet dan nyemangatin itu gapapa. Siapa tau, yang didoain dan disemangatin itu bakal feel loved as much I do.
Lalu tentang rencana master, mari kita pikirkan pelan-pelan, dengan tenang, sadar, dan sabar. Karena, kayak wejangannya mas Yoga, “Albeit it’s not the same as you plan, maybe the place, maybe the time, but it must be the best for you.”
9 notes
·
View notes
Text
Terbukalah, Bahwa Engkau Bisa Sangat Mudah Untuk Salah
Alhamdulillah, masih bisa merasakan momen akhir tahun, sekaligus mengingat hari di mana saya dilahirkan. Terus terang saya masih belum cukup percaya diri untuk mengunggah sesuatu tentang diri di instagram, cukuplah tulisan ini sebagai wujud opini saya. Apalagi membuat video atau mini blog tentang rekap selama setahun, meski terus terang begitu ingin juga, sebagai galeri yang terabadikan saja.
Momen ini saya gunakan untuk menyampaikan terimakasih kepada orang tua, yang selalu memberikan ijin atas sesuatu pilihan yang saya ambil. Seperti Ibu yang semula tidak begitu yakin atas pilihan yang saya ambil, saya teringat persis, bagaimana respon Ibu saat saya sedang aktif-aktifnya aksi di jalan, menerima amanah yang cukup berpotensi memecah fokus belajar di kelas, yakni di BEM. Yang terbaru adalah cemasnya saat saya memilih belajar di Jepang. Namun, lambat laun sedikit keraguannya terhapuskan, dengan pupuk doa yang tak pernah dihentikan. Sedangkan bapak saya, tidak begitu banyak respon, hanya mendukung, namun tidak jarang meminta untuk tidak "neko-neko", alhamdulillah atas izin Allah, saya sedikit demi sedikit menjalaninya, pasang surut aktivitas tetap diizinkan oleh orang tua. Yang saya yakini bahwa ijin orang tua adalah separuh lebih isyarat kebaikan yang bisa tak lalui.
Berikutnya, saya sampaikan terimakasih kepada mbak-mbak saya yang terbilang cukup sering menasehati saya, "jangan lupa pakai hand body, potong rambut, motornya dicuci, jaga penampilan, jangan lupa pakai pembersih wajah" dan masih banyak lagi. Sebab mungkin benar, saya kurang memperhatikan penampilan diri. Kalau dipikir-pikir emang benar kata mbak saya, bahwa salah satu mensyukuri nikmat adalah merawat diri.
Yang lebih dari itu adalah bagi saya anak terakhir, saya menemukan peta jalan yang lebih terang, tanpa harus melewati jalan yang sama sebagaimana jalan mbak-mbak saya. Sebab, mbak-mbak saya yang membuka jalan pertama untuk kuliah begitu seterusnya. Mbak saya yang pertama memang tidak begitu banyak bicara, namun saya masih ingat ia memiliki kebiasaan yang cukup berpengaruh terhadap saya. Selama ia kuliah, ia sering membawa buku-buku dari bazaar buku yang ia temui di perpustakaan UIN Solo, Goro Assalam, dsb, ia kerap kali membawa buku-buku yang ia pinjam ke rumah, yang akhirnya sedikit-sedikit saya sentuh dan buka sampul hingga lembar demi lembar. Kegemarannya terhadap buku ternyata cukup mempengaruhi saya dalam memandang buku juga. Kegemarannya ini juga terlihat dari unggahan-unggahan di akun instagramnya. Sedangkan mbak saya yang kedua lebih banyak memberikan akses-akses informasi, konten, tulisan, media sosial, serta petualangan organisasi. Tidak aneh bahwa saya cukup kerap menulis di tumblr, sebab mbak saya yang menunjukkan cara mainnya. Sehingga, kedua potret dari mbak saya, coba saya rangkum di diri saya, saya berusaha banyak membaca dan menulis, tak lupa memaksimalkan peran yang saya anggap baik selama di kampus.
Berikutnya saya sampaikan terimakasih yang tulus kepada teman-teman sebagai lingkungan belajar saya. Ruang-ruang itu begitu banyak saya dapatkan, sebagaimana mimpi-mimpi saya sejak SMA untuk bisa mencicipi forum-forum di kampus, mulai dari kos, organisasi, komunitas, beasiswa, jurusan, dan seterusnya
Alhamdulillah, dengan hadirnya lingkungan pertemanan yang beragam latar belakang, tujuan, karakter membuat semakin sadar akan kekurangan yang saya miliki. Melalui hal ini insyaAllah membuat saya yakin, bahwa tidak selamanya bahwa kesalahan itu bisa kita sadarai secara utuh oleh diri sendiri, bahwa kita harus terbuka, keselahan itu sangat nyata untuk mungkin terjadi oleh diri sendiri, apa pun itu, kapan pun dan di mana pun.
Sikap terbuka, sepatutnya memang harus saya lestarikan, sebab membuat diri tidak kebal kritik, tidak tebal telinga, tidak keras hati. Semoga Allah bimbing dan ijinkan istiqamah aamiin.
Momentum akhir tahun ini menjadi peningkat rasa syukur akan segala kekuasaan Allah yang memberikan kesempatan bagi hambanya untuk beramal dan memungkinkan beramal kembali.
Rasa-rasanya begitu banyak, banyak, dan banyak yang ingin saya tulis, terimakasih-terimakasih dan mohon maaf atas kesalahan yang saya perbuat. Alhamdulillah, semoga Allah mengampuni hamba.
2 notes
·
View notes
Text
Ruangaksara #152
Mimpi Keliling Dunia Part 2
Pertama kali menginjakkan kaki di pulau Jawa rasanya seneeeng banget, karena itu salah satu impianku beberapa tahun sebelumnya (tepatnya saat kelas 2 SMA), dan qadarullah terwujudnya malah ketika aku di semester 5 kuliah S1. Hehe
Tahun 2017
Kota pertama yang aku kunjungi saat di pulau Jawa tentunya adalah ibukotanya Indonesia; Jakarta. Sehari setelah itu, aku berangkat menuju lokasi lomba di Cilegon, Banten selama lebih kurang 1 mingguan.
Long short story, sebulan setelah aku pulang dari Cilegon, aku dapet email dari UGM bahwa esaiku terpilih menjadi juara 1 Nasional di ajang lomba esai Nasional yang diadakan oleh ikatan alumni UGM, dan 3 hari lagi dari pengumuman penenang itu akan ada malam puncak penganugerahan penghargaan di balairung UGM.
Saat itu, aku galau banget sih yaa haha secara di satu sisi aku udah lama banget pengeen ke Jogja, tapi di sisi lain, acara penganugerahan itu bertepatan dengan jadwal ujianku di kampus. Setelah istikharah, aku memutuskan untuk tidak menghadiri acara di UGM, dan aku meminta panitia mengirimkan piala, plakat, tabanas, dan sertifikat penghargaan juaraku melalui pos ke Padang.
Di momen itu, aku merasa sedih karena impianku ke Jogja belum bisa terwujud. Huhu tapi aku masih tetap berdoa semiga suatu hari Allah izinkan aku mentadabburi buminya yang bernama Jogja.
Tahun 2019-2020
Nyatanya, Allah memang tidak suka kalau takdirnya ditebak-tebak. Kadang memang cerita kehidupan itu akan menjadi luar biasa jika kita tak berusaha menebak alurnya. Hehe
2 tahun setelah kejadian itu, Alhamdulillah aku lulus beasiswa S2 LPDP dan mendapatkan penempatan PB (Pengayaan Bahasa) di Jogja. Dan saat itu, aku diberi kesempatan oleh Allah tinggal di Jogja, bukan 1 minggu, tapi selama 4 bulan, MasyaAllah 😇
Tahun 2021-2023
Setelah menyelesaikan PB di Jogja, setahun setelahnya aku melanjutkan pendidikan S2ku di Bandung, tepatnya di awal tahun 2021, aku tinggal di Bandung hampir selama 3 tahun. Setelah merampungkan S2ku, aku bekerja di salah satu perusahaan Internasional yang bergerak di bidang OutSourcing yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Aku ditempatkan di kantor cabang Bandung.
Bandung yang dulunya pengen banget kudatangi, pengen banget jadi finalis lomba dan bisa berkunjung ke kota dingin ini, kini menjadi rumah keduaku setelah kota kelahiranku hehe
*To be continued
________________
Part 1: Ruangaksara #132
©️ @amelyaseptiana
6 notes
·
View notes
Text
12.12.22
Hidup memang penuh kejutan! Really! Saya pun kaget! Semua terjadi begitu saja. Saya pikir saya akan meratapi kesedihan saya dalam waktu yang cukup panjang, namun ternyata tidak. Guess what?
Saat ini saya bersama dengannya. Sayangku Boris. Kami sudah cukup lama berteman, namun ternyata perasaan itu bertumbuh semakin dalam dan kami akhirnya memutuskan untuk memulai hubungan lebih dari teman. Aku bahagia dengannya. Aku nyaman bercerita banyak hal dengannya. Bahkan aroma tubuhnya membuatku kecanduan.
Sekalipun sejujurnya masih ada banyak hal yang membuat aku kadang sedih. Kami akan banyak terbentur masalah adat, jika akan serius di kemudian hari. Dan, dia masih akan terus mengingat kekasihnya yang sudah tidak di dunia ini. Terkadang aku bisa berpikir normal. Terkadang aku tetap saja bisa cemburu saat melihat foto mereka bersama di kamarnya, di background hpnya, di laptopnya. Aku tau aku tidak akan pernah sepenuhnya memiliki hatinya. Dan saat dia bilang, kalo dia mencintaiku lebih dari aku mencintainya, tentu saja aku tidak bisa percaya. Karena kenyataannya dia pasti masih membagi hatinya, sedangkan aku sudah sepenuhnya untuknya. Tapi aku akan sabar. Aku akan menunggunya.
Tentang bagaimana kami akhirnya bersama secara detail, nanti akan aku ceritakan di kesempatan lainnya.
Oh iya. Saya akhirnya keterima kerja di SkyDrive, Jepang dan juga dapat beasiswa S3 dari LPDP. Semoga segala sesuatunya berjalan lancar. Amiiinnn.
Thank you, Lord. Tuhan baik, amat sangat baik.
9 notes
·
View notes
Text
Umur berapa kamu berhasil meraih mimpi masa kecilmu?
Kalau aku sih jawabnya umur ini, baru aja kuwujudkan beberapa minggu yang lalu :')
Berawal dari membaca buku karya Alexander Thian: Pulang-Pergi: Yang Dibawa dan Ditinggalkan kemarin, aku jadi merenung..
Oh iya ya, aku tuh baruuuu aja berhasil mewujudkan mimpi masa kecilku kemarin!!!
Buku karya Ko Alex ini, baru aja terbit bulan lalu. Menceritakan tentang beban masa kecil penulis yang dibawa hingga dewasa dan bagaimana akhirnya dia berhasil melepasnya.
Bab yang paling relate sama aku adalah rute 6,7, dan 11. Yup, terutama rute 11 dimana penulis bercerita bahwa dia akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya untuk melihat Aurora Borealis di umurnya yang 32 tahun saat itu. Sebuah mimpi masa kecil yang terlihat tidak mungkin terwujud di mata siapapun (bahkan dirinya), ketika dulu masih hidup susah. Sebuah mimpi yang berhasil dia wujudkan setelah beban masa lalunya berhasil dia angkat.
Dari situ aku pun termenung, loh kemaren kan aku juga baru saja merasakan hal yang sama ketika aku menonton pertunjukan terakhir di Disneyland! Alhamdulillaaaah!! Akupun termenung lagi loh.. loh.. sebentar, bukankah berarti aku baru saja menuntaskan 2 mimpi masa kecilku?? (selain masuk kampus impian dari SD ya).
Ya betul, melihat mimpi terwujud di depan mata itu rasanya emang sespektakuler itu :'). "Alhamdulillah", ucapku pelan ketika berada diantara kumpulan orang yang menyaksikan kembang api penutupan.
Kalau boleh cerita, berikut adalah 2 mimpiku:
Mimpi 1: Lihat bunga sakura langsung di Jepang.
Ini adalah mimpi yang muncul karena keseringan baca komik dan nonton anime jepang haha.. kayaknya kok indah banget gitu ya. Awalnya ingin ku wujudkan dengan cara mengejar beasiswa ke sana, namun apa daya ternyata Allah punya rencana lain. Aku gagal dan akhirnya aku baru berani meraih kembali mimpi itu di umur 26 tahun dengan cara backpakeran.
Dengan modal pengalaman backpakeran ke Korea 2 tahun sebelumnya, nabung yang buanyak dengan kerja sebagai field engineer, baca buku traveling ke Jepang, dan cari-cari di internet, pergilah aku dan sahabatku ke Jepang.
Hampir aja kami gak bisa lihat bunga sakura karena kami berangkat setelah peak season bunga sakura. Untunglah kami punya itinerary ke Nara dan gak sengaja masuk ke sebuah kuil yang ternyata punya taman sakura yang lagi berbunga :')
Walau sakuranya cuma sekuprit, heiiiiiii itu tetap mimpi yang terwujud kaaaan???
Mimpi 2: Mengunjungi Disneyland sampai malam.
Tadinya aku ingin mewujudkan juga mimpi ini ketika aku traveling di Jepang. Apa daya itinerary kami gak ada ke Tokyo. Akhirnya kami ke Universal Studio di Osaka dan mewujudkan mimpi temanku untuk pergi ke dunia Harry Potter. Ya gak apa-apa, toh seru juga!
Akupun sempat berpikir untuk ke Hongkong/ Shanghai untuk bisa sekalian mengunjungi Disneylandnya. Tapi harus dibatalkan karena travelmateku sudah menikah. Kemudian mimpi itu seakan terkubur karena kesibukan dan prioritas lainnya.
Kemudian temanku cerita, "Traveling ke Eropa itu gak mahal tau, mahalnya tuh karena tiket pesawatnya.. budget hariannya bisa sama kayak kita ke Korea/Jepang!" Hemmm... dari situ yang awalnya gak kepikiran ke Eropa karena merasa mahal, switch jadi pikiran "bisa kali ya kita ke Eropa dan sempetin ke Disneyland Paris?" Daaan perjalanan menabung pun dimulai dari tahun 2020 (??).
Hampiiir aja aku gak jadi pergi lagi karena tiba-tiba calon travelmateku membatalkan diri karena urusan pribadi. Tidak mau menunda lagi, akhirnya aku cari-cari open trip ke Eropa yang ada jadwal ke Disneylandnya dan ada!!! Alhamdulillah.
Dan inilah aku yang berhasil mewujudkan mimpi masa kecilku di usia 32 tahun untuk ketemu Mickey asli di rumahnya, di negara yang gak aku sangka-sangka bakal dulu bakal aku kunjungi karena alasan "mahal deh":
"Jika Allah belum mewujudkan doamu, yakinlah karena itu belum waktu yang tepat"
Mungkin itu yang kalimat yang tepat ketika akhirnya kedua mimpi itu berhasil terwujud di depan mata. Waktu ini sudah yang tepat untukku oleh Allah.
Semoga di masa depan, pelan-pelan mimpi terpendamku bisa diwujudkan oleh Allah SWT di keadaan terbaiknya. Sehingga tidak lupa rasa syukurku pada-Nya. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Tips duniawinya adalah untuk tidak pantang menyerah untuk mewujudkan mimpi kecil kita. Coba dari berbagai macam jalan baik. Seperti aku yang ternyata tidak bisa ke Jepang dengan jalur beasiswa, tapi harus dengan jalur nabung dan travelling. Ya gak apa-apa selama caranya baik, insyaallah akan terwujud pada waktunya.
Buat teman-teman yang impiannya belum terwujud, percayalah dengan ikhtiar insyallah akan diwujudkan. Aamin.
4 notes
·
View notes
Text
Jepang impianku
Teks Ulasan Novel Mantappu Jiwa Judul: “Mantappu Jiwa” Penulis: Jerome Polin Sijabat Penerbit: PT. Gramedia Pusataka Utama Tahun terbit: Jakarta, 2019
Buku ini menceritakan tentang perjalanan hidup Jerome Polin sejak ia baru lahir ke dunia pada tanggal 2 Mei 1998 di Jakarta, hingga akhirnya berhasil menjadi mahasiswa di universitas Jepang dengan jalur beasiswa. Ternyata melanjutkan Pendidikan tinggi di luar negeri sudah menjadi mimpinya sejak kecil. Jerome menceritakan semua mimpi yang ia miliki sejak kecil dan bagaimana perjuangannya merealisasikan mimpi tersebut.
Dalam buku ini ia menjelaskan bahwa ia terlahir dengan latar belakang keluarga yang tidak begitu berkecukupan secara ekonomi, ayahnya sebagai pendeta dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Karena hal tersebut, Jerome berusaha menjadi anak yang mandiri, belajar mandiri dan tidak mengikuti les tambahan di luar sekolah. Saat dia duduk di bangku kelas X SMA ia mempelajari materi kelas X-X11 sehingga ia dapat mengikuti olimpiade matematika dan sains.
Semangat belajarnya tidak pernah padam demi memperjuangkan mimpinya, ia pun harus mengalami banyak sekali hal yang harus ia korbankan, seperti waktu bermain, bermain Bersama teman yang lainnya ataupun bermain media sosial. Tetapi ia selalu bangkit dan tidak pernah berhenti usaha untuk mewujudkan cita ciatnya.
Setelah semua usaha yang ia lakukan. Ia tidak lupa untuk mencari informasi mengenai mimpinya di luar negeri. Saat itu Jerome mengikuti beasiswa tes Mitsui Bussan dan di terima, sehingga kini ia menjadi mahasiswa Waseda university di Jepang. Dan ia sekarang mempunyai banyak pengalaman di Jepang dan memiliki banyak teman di sana.
Novel ini mempunyai kelebihan, yaitu tentang bagaimana perjuangan Jerome untuk bisa kuliah di universitas impiannya, dan bagaimana ia bisa menjalani kehidupan sehari-hari nya dengan ekonomi yang tidak berkecukupan. Bahasa yang di terapkan mudah dipahami, sehingga pembaca dapat memahaminya dengan baik. Terdapat kata kata motivasi dan warna di setiap lembar, agar pembaca tidak mudah bosan untuk membacanya. Sayangnya, terdapat tanda penulisan yang tidak tepat.
Secara keseluruhan, novel ini mengajak kita untuk sentiasa rajin beribadah, selalu memohon pertolongan kepada Tuhan dan berdo'a. Giat belajar dan teguh terhadap pendirian. Pantang menyerah dan jika gagal maka kita harus lebih berusaha lagi agar mendapatkan hasil yang sesuai. Novel ini mengajarkan kita untuk bersyukur dan Terima dengan apa yang kita punya, tidak mengeluh tetapi semangat untuk lebih baik lagi dari sebelumnya.
"Aku belajar untuk jangan takut mencoba sesuatu yang baru, meski kelihatannya sulit sekalipun. Karena kita sebagai manusia tidak ada yang tahu masa depan. " #RumusJerome
2 notes
·
View notes
Text
Kota ini indah sekali. Sore ini kulihat kota ini dipenuhi pendar-pendar cahaya yang terbentuk dari lampu-lampu flat milik penduduk setempat. Udara di kota ini lebih dingin dari kota tercintaku, sehingga ku harus merapatkan jaket ku dalam dalam, untuk mendapatkan kehangatan ini. Lembayung senja sore ini juga mengingatkanku akan perjuangan menuju kota ini. Perjuangan dimana ku harus memulai dengan membangun impian. Iya, impian. Bahwa ternyata hasil hari ini bukanlah sesuatu yang diperoleh dengan instan. Ingatanku kembali kepada awal kenapa ku bisa dikota ini.
Malam itu, hatiku sangat tersentak, sakit, marah benci, entahlah rasanya ingin teriak saja. Penyakit hati kala itu bergumul menyesakkan dadaku. Sempat terlintas di benakku, ya Allah, kenapa bisa gini? Apa salahku?. Hingga, begitu kemaha baikan Allah langsung menyudutkanku dengan sebuah tulisan yang ku tulis di dinding kamarku. Kurang lebih ku menulisnya begini “menjadi orang yang hebat dan luar biasa itu perlu waktu, perlu disakiti, perlu air mata, perlu dihina, perlu dipojokkan, dan yang pasti perlu melewati jam yang sudah teruji tentunya” huaaa……. Aliran sungai di mataku sudah tak terbendung kembali. Allah berikan hikmah dengan dipalingkannya ku dari dunia yang melenakan, untuk tetap mengingatNya dengan baik. Agar ku tetap percaya akan kuasanya untuk mengganti cerita yang telah kutuliskan.
Maka disepertiga malamnya yang hening ini, ku ikhlaskan untuk memberikan pena dan penghapus atas impian yang kutulis kepada Allah. Kuikhlaskan Allah menghapus sebagian impian yang kubangun dan ku berikan penanya, agar Allah tuliskan kembali scenario terbaik menurutNya. Malam itu juga aku mengazamkan diriku untuk bangkit dari keterpurukan ini. Yap, bangkit dan bangkit. Kupunya dua alasan untuk bangkit, Mengharap Ridha Allah dan membahagiakan bunda tentunya.
Hari hari ku mulai dengan Bissmillah, mengharap Ridha Allah dan selalu tersenyum, berharap masalah yang kian menghimpit ini bisa lepas satu persatu. Ku hanya meminta untuk di kuatkan dalam menghadapi ujian ini dan tetap husnudzan dengan segala ketetapanNya. Meskipun sulit, kadang Lelah, ingin mundur, tapi ku ingat kembali alasan kenapa ku masih tetap bertahan hingga saat ini. Alasan mendasar itu telah tertuang dalam surat CintaNya, QS. Adz-Zariat : 56 ���Tidakkah manusia dan jin diciptan Allah untuk beribadah kepadaNya?” masyaAllah, maka alasan apa lagi untuk aku tetap berada dalam kelelahan yang membawa ketidak produktivan bagi diri ini?.
Ku mulai menata langkah salah satunya dengan focus dengan akademik di kampus, berorganisasi, mengikuti kompetisi, dan tentu di barengi dengan belajar mendalami islam dengan baik. Berusaha untuk tawazun akan hal tersebut. Hingga ku mengikuti kompetisi paper terkait permasalahan Pendidikan tingkat internasional di jepang, ku berjuang untuk bisa lolos abstrak dan full papernya. Namun Allah belum izinkan karena dana yang tidak memungkinkan. Sedih? Iya, tentu saja. Namun, ku berpikir, jangan sedih, ayo bangkit lagi. Dan akhirnya ku bangkit lagi, ku ikuti kembali kompetisi-kompetisi lainnya, agar ku bisa menuju impian pasca kampusku.
Di tengah perjuangan ini, tidak sedikit yang menertawakan impianku, mereka berfikir bahwa seorang Ana, gadis penjual kripik yang untuk biaya kuliahnya pun diperoleh dari hasil jualan kripik dan juga beasiswa dari pemerintah. Tak sedikit pula yang menguatkan untuk tetap memperjuangkan impian. Hingga puncak kelelahan yang amat dalam ketika, orang yang dicintainya meninggalkannya, benda tercintanya. Dan pada saat yang sama pula proposal skripsi yang telah di perjuangkan juga belum mendapat acc dosen pembimbing, serta penolakan salah satu beasiswa yang diharapkan untuk menjadi penunjang keberlanjutan studinya. Duhai lengkap sudah ujian yang kuhadapi.
Hingga tak ada alasan untuk bangkit. Kemudian salah seorang sahabat mengingatkan akan kuasa Allah. Ku berkata “sudah takmungkin lagi saudaraku, bagaimana mungkin ku bisa melewatinya?, ku sudah terlalu Lelah dengan ujian ini ukhti, ☹️” kemudian ku diingatkan kembali oleh Allah melalui perantara sahabatku “ bukankah nabi Zakaria juga sempat tidak percaya dengan perkataan malaikat bahwa beliau akan memiliki seorang anak, Yahya yang akan menjadi pelanjut Risalah karena di usia senjanya? Dan bunda Maryam yang sempat tak percaya perkataan malaikat karena Maryam akan memiliki seorang anak. Padahal tidak ada satu orang laki-laki pun yang menyentuhnya? Kamu seperti ini karena kamu ragu ragu kan na? ayo jawabb!!” “iya fahsya, ku mau bagaimana lagi?” “please deh, ayo bangkit na! kamu memiliki potensi dan kapsitas untuk menggapai semua impianmu, live must go on, ayo dong! Kasihan bunda di alam sana, tentu akan sedih dengan melihatmu seperti ini! Bangun, tunujukan kalau kamu merupakan Muslimah luar biasa dan menginspirasi terutama dalam ketaatan kepada Allah.” “ tidah semudah itu fah, aku bahkan kehilangan salah satu sumber doa yang paling mustajab, yang langsung sampai ke Allah, kamu mah enak bilang kaya gitu, kamu masih memiliki orang tua lengkap, ayah dan ibumu selalu ada. Apalagi kakak yang selalu menjagamu, kamu punya semuanya fah” “astagfirullah anaa!!, istigfar kamu na! Allah berikan ini, karena kamu kuat, kamu bisa. Bukankah Allah telah menjelaskan dalam surat cintaNya, Allah tidak akan membebani seorang hamba diluar batas kemampuanya. Kamu sudah lupa ayat ini na!” “astagfirullah fah, maafin aku ya? Mafkan atas kealfaan diri ini, dan tetaplah membersamaiku ya fah” “tentu dongg… makanya harus semangat na! ngga ada yang ngga mungkin, Allah punya segalanya. Kita ini adalah debu dialam semestaNya. Bayangin jikalau bumi saja setara dengan planet yang ngga penting untuk ada karena denga nada atau tidak adanya bumi, kemaha agungan Allah tetaplah terjaga. Kita ini hanya debu, makanya harus tetap sadar posisi itu, kita harus menjadi debu yang terkenal di penduduk langit dan bumi, dengan cara tetap menjaga ketaatan kepada Allah, menjalankan SyariatNya serta bermanfaat untuk makhluk lainnya.
Malam itu kuputaskan untuk bangkit kembali untuk kesekian kalinya. Ku fokuskan untuk mengejar impian dalam rangka ketaatan kepadaNya. Hingga Allah izinkan ku hari ini menghirup udara segarnya London, menikmati indahnya sungai Thames dan tower bridge. Akan tetapi kali ini ku tak sendiri, ada sesorang yang akan selalu menemani kemanapun diri ini mengembara, mentafkuri indahnya ciptaanNya. Di negara ini ku menemani belahan jiwaku untuk melanjutkan studinya di Bhirmingham University, dan akupun melanjutkan impianku untuk melanjutkan studi di university collage London. Sungguh, besr sekali hikmah yang Allah beri atas setiap kejadian yang ada pada diri kita. Qadarullah waa Masya Fa’ala, sesungguhnya ini adalah takdir Allah, dan apa yang Ia kehendaki maka akan menjadi ketetapan terbaik menurutNya. Betapa romantisnya Allah atas semua yang dilakukan untuk hambanya bukan? Lalu masihkah kita mau menjadi hamba yang biasa-biasa saja? Padahal Allah memberi nikmatNya dengan luar biasa. This is your choice dear. 😊
2 notes
·
View notes
Text
Berbatas Waktu
Suatu hari di sudut sebuah cafe, di tengah bisingnya suara ketikan keyboard dan obrolan manusia, seorang perempuan sedang menangis tanpa suara. Dadanya terasa sangat sesak secara tiba-tiba. Tumpukan emosi yang selama ini ditahan, meluap beberapa kali di saat-saat tak terduga.
Berada di tahun terakhir batas masa studi dan beasiswa yang telah habis masa berlakunya, menghadirkan kecemasan dan tekanan pada hari-hari yang dilaluinya.
Muncul perasaan menyalahkan diri sendiri atas apa yang tidak terlewati dengan baik. Rencana yang telah dituliskan dengan sempurna dalam bayangannya, tampak tidak sempurna dalam realisasinya. Sempat terlintas dalam benaknya, “Bagaimana dengan rencana-rencana selanjutnya?”, “Apakah aku sebaiknya berhenti?”.
Perasaan tertinggal melihat satu per satu teman mendahuluinya, usia yang semakin bertambah dalam hitungan angka manusia, tanggung jawab hidup yang bertambah pula, dan tuntutan kesempurnaan yang tinggi atas dirinya sendiri menambah hantu-hantu dalam pikirannya.
Sambil menyeka air matanya, dibacanya secara tidak sengaja sebuah pepatah Jepang dari handphone yang sedang dipegangnya, “Ichi-go ichi-e”. This moment exists only now and won’t come again.
Ditariknya nafas dalam-dalam. Dia tersadar telah melupakan nikmat dan anugerah besar yang Allah berikan padanya. Sebuah kesempatan memperbaiki dan menyelesaikan, yaitu hari ini.
“Bukankan dalam hidup ini semuanya punya batas waktunya? Termasuk diriku di dunia ini.”
Dia kembali menatap layar laptopnya, melanjutkan lagi peer yang harus diselesaikan. Sebelum sampai batas waktunya.
5 notes
·
View notes
Text
Rumah.
apa yang sudah-sudah aku lalui di 2022 begitu banyak rasa syukur yang harus aku gaungkan: beasiswa BI, beasiswa pertukaran, magang KBRI, dan penelitian Kasetsart University.
aku masih menginginkan berada ditempat yang sama dengan orang-orang yang sama dimana kita berteman berdasarkan orang dihadapan kita melihat dari hobi dan cara dia memperlakukan orang-orang. aku merindukan saat makan malam bersama di krisana dengan masyarakat jepang menu nya dumpling vegetable. iya sayuran sama tofu karena kita-kita masyarakat muslim ini nggak bisa makan pork wkwk.. jes sebegai gantinya gorengin bakwan buat mereka. kedua kalinya aku makan miso soup bareng yuko, ryuto, dan nanako. itu pertama kalinya aku makan miso sup enak banget yuko sebagai main chef nya masukin bahan hati-hati banget dengan takarannya., di masak-masak ini aku sama fita masak risol mayo yang sebenernya kyk martabak tanpa bentuk wkwkw.. seru aja tetep dibilang enak ahaha padahal sangat sangat basic ingredients. waktu makan-makan itu aku kaget ternyata ryuto include di mejah makan, ternyata emang dia ikutan tpi nggak ikutan masak, karena nggak enak hati orang jepang itu tinggi banget jadinya dia uda mengklaim didirinya sendiri pas aku berkata "Hei Ryuto, you are here! i never see you before" maksudnya aku nggak liat dia kan selama masak, trus dia jawab "hehe yes, i will wash the dises after eat" oke deal.
sehabis makan itu juga kami membicrakan banyak hal termasuk Ryto dan Anne yang pacaran siapa yang nembak dan ryto juga nyeritain gimana si pacarnya yang nanyain kabar dia terus. lucu deh wkwk. kebiasaan orang jepang jatuh cinta dan philipin jatuh cinta emang beda.
Selama disana juga aku magang di kbri, plp di SIB tepatnya.. dengan banyaknya drama, akhirnya aku bisa PLP disana bersama dengan melvin dan vada (mahasiswa pend. bahasa inggris UNY). seru aja PLP disitu aku terlibat dalam pembuatan bahan ajar dan dengan murid yang pinter juga fasilitas yang lengkap. Ibu dan bapak guru dan tendik juga mengspecialkan kami sebagai anak "exchanges" beasiswa jadi merka juga sudah wow dengan kehadiran kami. ada banyak yang harus aku syukuri di 2022 ini, aku berumur 21 tahun sangat ini sangat mengalami banyak pembaharuan atas resiko yang aku ambil.
Penelitian disana juga suatu resiko besar yang aku ambil karena disemester 7 aku blm juga mengajukan judul karena penelitian ini aku fokuskan di kasetsart university. aku sekarang ingin banyak berdo'a dan terus berusaha agar data penelitian yang aku ambil di KU bisa dipake disini. secara luas, penelitian tersebut bisa dipake. tpi perlu banyak konfirmasi dari dekan agar semua tuntas. Bismillah, aku harus tamat semster 8 ini.
2 notes
·
View notes
Text
….. yang ku lakukan hanya menggerutu angkuh. Lebih percaya cara-cara ku, pilih ragukan rencana Sang Maha Penentu.
Bernadya - Untungnya, hidup terus berjalan🎵

Sepenggal lirik lagu yang amat saya suka, karena mengingatkan saya bahwa sebaik dan sebagus apapun rencana yang kita susun, diakhir pun rencana Tuhan lah yang terbaik. 37 hari menjelang pergantian tahun, tanpa sadar banyak hal yang terjadi di hari-hari yang telah dilalui, doa-doa bertahun-tahun lalu dipanjatkan satu per-satu dikabulkan. Saya mendapatkan banyak kabar baik, dua diantara nya adalah:
Akhir nya saya ke Jepang, salah satu negara yang menjadi impian saya sejak masih di bangku SMP. Lalu Tuhan memberi rezeki lebih, tanpa disangka dan direncanakan sebelumnya, saya mendapatkan beasiswa yang dapat meng-cover biaya studi untuk satu tahun kedepan.
Namun, untuk mendapatkan itu semua saya harus ikhlas mengorbankan beberapa rencana yang telah dibuat ditahun ini, bahkan impian saya sedari lama. Sedih? pasti, saya rasa Tuhan sedang menegur agar selalu merasa cukup atau mungkin bukan jalan nya yg memang harus diambil.
Saya selalu meyakini bahwa skenario Tuhan lebih baik.
1 note
·
View note
Text
30 Mahasiswa USK Raih Beasiswa dari Jepang
http://dlvr.it/TGHbXX
0 notes
Text
Mengenang Keambisan Jaman Kuliah
Hari ini aku lagi pengen sharing tapi bukan yang ala puitis gitu, tapi lebih ke pengalaman saat kuliah dulu. Barusan aku baca tumblr seorang kakak-kakak (ibu-ibu precisely) yang baru aja ngambil S2 setelah punya anak. Beliau cerita kalau strugglenya itu beneran luar biasa MasyaAllah.
Jujur setelah punya anak aku tuh berasa kayak melepaskan semua impian dan keambisanku. Kek yaudahlah yang penting sekarang aku fokus ke anakku gimana caranya dia bisa bertumbuh dengan baik sesuai tugas usianya. Suamiku beberapa kali nanyain: kamu nggak pengen kuliah lagi? Sebenernya sih aku pengen cuman nggak sekarang, entah kapan. Rasanya agak berat meninggalkan pekerjaanku saat ini dengan segala kenyamanannya. Tapi kalo dipikir-pikir lagi, it's time to pursue my education cz I'd like to be an expert, moooreeee than I am today. Buat diriku yang beberapa tahun ini menjalani hidup secara medioker sebenernya agak takut, sih. Could I survive academic life? Tapi dibalik semua keraguan itu, InsyaaAllah yakin aja sebenernya aku mampu kok.
Dulu pas jaman kuliah S1 bisa dibilang aku ambissss banget. Aku tipikal orang yang kalau udah menetapkan satu tujuan yaudah itu, I will run after it until I get it. Misalnya, dulu di awal kuliah aku pengen banget exchange ke Fukuoka Women's University Jepang. Alasannya karena aku tertarik sama programnya (mingle sama students dari berbagai belahan dunia), bisa belajar bahasa Jepang, dan tentunya kecover beasiswa full termasuk tiket pesawat PP.
Dua tahun menjalani perkuliahan di UGM, FWU nggak buka kerjasama lagi sama OIA entah kenapa. Sampai akhirnya di tahun 2017, admission FWU buka. Langsunglah aku daftar dan menyiapkan segala tetek bengeknya. Seingatku, dulu aku nggak pulang pas libur semester demi mempersiapkan semua dokumennya. Teruuus surat rekomendasi aku ngirim mepet banget dan alhamdulillahnya dibantuin dosenku Pak Arif yang sangat baikk dan murah hati (btw, sekarang beliau jadi konsulat di Inggris).
Fast forward, setelah daftar beasiswa aku diterima pertukaran pelajar di FWU dengan beasiswa JASSO dari pemerintah Jepang. Alhamdulillah. One bucket list crossed.
Foto bareng Mikachan dan Hiroka, JD mates. By the way, JD mates ini temen Jepang yang nemenin kehidupan sehari-hari kita selama exchange and at last, they become my best friends too.
Nyampe Jepang, aku kena masalah koperku hilang wkwk. Sumpah drama kali. Pihak ANA airlines (maskapai Korea) bilang kalau kemungkinan besar koperku nggak akan ketemu. Pun, bisa ketemu within 3-6 months. Yakaliii. Tapi berkat bantuan Ota-san (salah satu senseiku di FWU) koperku balik kurang dari 24 jam! Ngga tau lah gimana deal-dealannya orang Jepang dengan orang Korea waktu itu. Aku pengen cerita panjaangggg kali soal kuliah di Jepang ini, itung-itung mengenang memori yang seharusnya sudah aku tulis sejak dulu wkwk. Next lah ya, di postingan berikutnya.
Lanjut cerita kehidupan akademik di Jepang! Waktu itu aku bener-bener kesusahan kali belajar kanji. Meskipun aku sempat les Bahasa Jepang dan dapet materinya di SMA, tapi belajar bahasa dengan aksara yang jelas-jelas beda sama Bahasa Indonesia intens beneran bikin pusinggg cuyyy. Tapi lagi-lagi alhamdulillahnya aku punya learning curves yang tinggi, aku mau belajar terus sampai akhirnya nilai ujian kanjiku terbaik di kelas. Tajiri sensei bahkan ngasih pujian buatku karena progres itu. Means I have potentials, bigger than I thought.
Laluuu selain exchange dan survive di Jepang dengan segala dinamikanya, di UGM sendiri bisa dibilang aku cukup berprestasi (monmaap jangan mual yaa wkwk. Emang ceritanya memuji diri sendiri). Dulu banyak kali lomba-lomba paper yang aku ikutin dan menangkan, lomba debate Bahasa Inggris (pernah juara I team up sama Teguh lord debate), dapet title mahasiswa berprestasi II FIB UGM, dan tentunya jadi awardee XL Future Leaders. Oh, yaampun. I was that coool back then in college! Tapi kenapa sejak covid aku merasa menciut kek kerupuk. Keambisanku menguap entah kemana. Aku menjalani hidup sekedar hidup. Kerja sih tetep karena aku butuh media untuk menampung aspirasiku, butuh temen untuk sosialisasi, dan tentunya to gain a sum of bucks to live up another dreams.
Hmmm. Indah kali mengenang masa lalu meskipun dulu menjalaninya ngos-ngosan juga wkwk. Ngga papa, tulisan ini jadi pengingat aja kalau aku dulu pernah ada di titik itu dan seharusnya aku bisa kembali di titik yang sama, atau bahkan lebih tinggi dari itu. Semangat buat aku! Makasih udah berjuang sejauh ini. Lopp, diriku sendiri <3
0 notes
Text
TURISIAN.com – Agreement sekaligus peresmian implementasi program beasiswa untuk pemuda Jawa Barat ditandatangi di Kantor Gubernur Shizuoka, Jepang, Selasa 15 Oktober 2024. Pemda Provinsi Jawa Barat dan AIWA Holdings melakukan penandatanganan Implementing Arrangement. Program tersebut bertujuan memberikan kesempatan pendidikan bagi pemuda Jabar di beberapa institusi pendidikan di Prefektur Shizuoka, Jepang. Penandatanganan disaksikan langsung Gubernur Prefektur Shizuoka Suzuki Yasutomo. BACA JUGA: Herman Suryatman Titip BRT Bandung Raya kepada Penjabat Wali Kota Bandung Dari Pemdaprov Jabar diwakili Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman. Sedangkan dari AIWA Holdings dilakukan oleh Tsuguya Fujii, Presiden AIWA Holdings. Penandatanganan tersebut merupakan bagian dari kerja sama yang lebih luas antara Provinsi Jabar dan Prefektur Shizuoka. Yakni, melalui program sister province, yang tidak hanya mencakup bidang pendidikan. Tetapi juga ketenagakerjaan, sosial budaya, dan mitigasi bencana. BACA JUGA: Jenama Pakaian asal Jepang Luncurkan ‘The power of Clothing’, Ini Tempatnya Sementara itu, Gubernur Shizuoka Suzuki Yasutomo dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kunjungan delegasi dari Jabar. Ia juga menegaskan bahwa program beasiswa ini akan memperkuat hubungan bilateral antara Shizuoka dan Jawa Barat. “Terima kasih banyak atas kedatangan delegasi dari Jawa Barat hari ini. Penandatanganan kerja sama ini merupakan langkah yang penting. Khususnya, dalam memperkuat dukungan pendidikan antara Shizuoka dan Jawa Barat," ujar Suzuki Yasutomo. "Saya mengundang para pemuda dari Jawa Barat untuk datang dan belajar di Shizuoka serta memanfaatkan kesempatan yang ada di sini,” sambung Suzuki. BACA JUGA: Melihat Meriam Honisuit Peninggalan Jepang di Bengkulu Selatan AIWA Holdings Herman Suryatman menyampaikan apresiasi mendalam atas dukungan yang diberikan oleh Gubernur Shizuoka. Dan, AIWA Holdings dalam memfasilitasi program beasiswa tersebut. "Bapak Suzuki, Gubernur Shizuoka Prefectur memberikan dukungan yang luar biasa atas kerja sama ini. Antara lain dalam pemberian beasiswa dari AIWA Holdings kepada mahasiswa dari Jawa Barat," ungkap Herman. Program ini ke depan akan terus dikembangkan dan tentu saja akan bermanfaat besar bagi pembangunan di Jabar. BACA JUGA: Sekda Herman Sebut Teknologi Blockchain di Pemerintahan Hadirkan Kesejahteraan "Ayo para pemuda Jawa Barat manfaatkan dengan baik,” ajak Herman. Sedangkan, program beasiswa tersebut merupakan inisiatif strategis yang disponsori AIWA Holdings. Tujuannya, untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia Jawa Barat melalui pendidikan berkualitas di luar negeri. Presiden AIWA Holdings Tsuguya Fujii menyatakan komitmennya untuk terus mendukung pendidikan bagi pemuda Jawa Barat. BACA JUGA: Situs Gua Jepang Berbah Sleman, Menarik Dikunjungi Pecinta Wisata Sejarah Ia juga berharap bahwa kerja sama ini akan menciptakan generasi pemimpin masa depan. Selain itu, Herman menegaskan pula bahwa kerja sama ini tidak hanya terbatas pada bidang pendidikan. Namun, akan terus berkembang ke berbagai bidang lainnya. “Terima kasih atas dukungan Pak Gubernur. Insyaallah, kerja sama antara Jawa Barat dan Shizuoka akan meluas ke berbagai sektor lain. Seperti ketenagakerjaan, sosial budaya, dan tentunya juga mitigasi bencana,” ujar Herman. BACA JUGA: Gua Jepang Pundong, Peninggalan Masa Perang Dunia II di Yogyakarta Penandatanganan Implementing Arrangement ini menandai langkah strategis dalam hubungan antara Provinsi Jawa Barat. Dan Prefektur Shizuoka sekaligus membuka peluang besar bagi pemuda Jawa Barat untuk mengembangkan diri melalui pendidikan di Jepang. Program ini diharapkan pula dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Jawa Barat dan memperkuat hubungan bilateral antara kedua wilayah dalam berbagai sektor. ***
0 notes
Text
Jadi, ada update apa? My intrusive thought (is it intrusive?) adalah aku chat F langsung todong "Kak, udah punya pacar belum? Kalo belum aku mau kenalan, kalo udah.. yaudah hahahaha"
Aku mau yang straight to the point aja
Ok, about me
Aku 29, 48/150, Islam, punya pekerjaan tetap, sedang lanjut kuliah di salah satu Univ ternama di Indonesia. Cita-cita: jadi hafidzah. Goals saat ini: menikah, umroh, haji, ke Jepang, lanjut kuliah ke luar negeri dengan beasiswa, dan beli/bangun rumah dengan halaman luas.
Looking for
Male 27-32, Islam, mengerti dan menerapkan ilmu agama, berpengetahuan luas, berpendidikan tinggi, pintar komunikasi, punya tujuan hidup dan visioner (slightly ambitious gapapa), enak dipandang (selera aku).
Ada loh yang aku cari ini tapi sudah ada yang punya hiks.. Bukan angan-angan, imajinasi, atau 2D. Memang ada laki-laki seperti itu.
Tujuan menikah? Mau punya partner belajar seumur hidup. Goals aku bahagia dunia akhirat. Misi aku membangun keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, membesarkan generasi Rabbani dan berpendidikan.
Poin plus jadiin aku istri: punya mertua paling baik seluruh dunia hahahahaha
Haura, 27/08/24
0 notes